Sabtu, 30 Agustus 2014

Ukhuwah Islamiyah, Kenapa Tidak?

Label Post:

Segala puji hanya bagi Allah robb semesta alam. Dzat yang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dzat yang telah menjadikan Islam hanya satu-satunya dien di sisiNya. Dzat yang telah memberikan dua jalan untuk manusia; jalan yang penuh Hidayah dan jalan yang sesat. Barangsiapa yang telah Allah beri hidayah maka tidak seorang pun dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa Allah sesatkan maka tidak seorang pun yang dapat memberikan petunjuk padanya. Aku bersaksi tidak Illah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rosul-Nya. Berbicara urgensi Ukhuwah islamiyah, mari kita renungkan perkataan seorang ulama besar, Hasan Al Bashri Rohimahulloh, ia telah berkata : إِخْوَانُناَ أَغْليَ عِنْدَنَا مِنْ أَهْلِيْنَا، فَأَهْلُوْنَا يُذَكِّرُوْنَنَا الدُّنْيَا وَإِخْوَنُنَا يُذَكِّرُوْنَنَا الأخِرَةِ “kedudukan Ikhwan-ikhwan bagiku lebih berharga dari keluarga. Keluarga hanya akan mengingatkan kita kepada dunia, sedangkan ikhwan-ikhwan akan mengingatkan kita kepada akhirat .“ Ukhuwah islamiyah sangat urgen terjalin di kalangan aktifis Islam. Ia membawa peran yang besar dalam ketsabatan seorang aktifis Islam. Namun ingat, jangan sampai ukhuwah islamiyah ini disalahgunakan dalam berhubungan dengan lain jenis. Sungguh tidak dibenarkan seorang akhi mengantarkan seorang ukhti ke rumahnya, yang dengan alasan ukhuwah islamiah keduanya telah berkholwat bahkan besentuhan antara keduanya. Untuk mengetahui Ukhuwah islamiyah lebih jauh, mari kita kaji satu-persatu secara lebih mendetail. I. Makna Ukhuwah islamiyah Kata Ukhuwah berasal dari kata akha. Misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan” (fulan menjadikan Sholih sebagai saudara). Selain kata ukhuwah, ada juga kata muakhah. Orang disebut akh anda, jika ia adalah orang yang mempunyai hubungan persaudaraan dengan anda, baik saudara kandung, saudara seayah, saudara seibu, maupun saudara sesusuan. Akh bisa juga berarti syarik (sekutu), penolong, penyerupa, sahabat setia, atau akh seseorang bisa berarti pengikut pendapat seseorang. Adapun mengenai ukhuwah islamiah, Allah ta’ala telah berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imroh: 103-104) Dua ayat yang berurutan di atas terdapat tuntutan-tuntutan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang muslim yang menjalin ukhuwah dalam Islam: - Berpegan teguh kepada tali Allah, yaitu qur’an dan sunnah. - Menjauhkan diri dari perpecahan dan permusuhan. - Hendaknya hati kalian disatukan dengan rasa cinta karena Allah, sehingga bersaudara. - Memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. II. Kedudukannya Dalam Qur’an dan Sunnah A. Allah ta’ala telah berfirman: - "Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa". { QS. Az Zukhruf : 67 } - "Sesungguhnya orang-orang mu`min adalah bersaudara". (QS. Al Hujuraat : 10 ) B. Rosulullah saw telah bersabda: - Dari Nu`man bin Basyir Radiallahu Anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Perumpamaan kaum Mu`min dalam cinta kasih dan kelemah lembutan mereka bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota menderita,maka akan menjalar penderitaan itu keseluruh badan hingga tidak dapat tidur dan panas.” { HR Al Bukhari : 10/367, Muslim : 2586 }. - Dari Abi Hamzah Anas bin Malik Radiallahu Anhu pelayan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidak beriman seseorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” { HR Bukhari : 13, Muslim : 45, Ahmad : 3/176 }. III. Aktifitas Perjuangan Islam dan Ukhuwah islamiah Beramal untuk memperjuangkan Islam merupakan kewajiban syar’I, baik yang berkaitan dengan individu secara khusus, jamaah, masyarakat, maupun pemerintahan, karena Allah telah memerintahkannya. Dalam firman-Nya; “Dan katakanlah:"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat perkerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan". (QS. At-Taubah :105) Tidak ada yang lebih besar bantuannya untuk keberhasilan dalam memperjuangkan Islam, dibanding apa yang diberikan oleh ukhuwah islamiah. Dengannya aktifis saling menolong, membantu, menanggung dan membela. Aktifitas perjuangan islam ini memiliki perincian yang banyak, dan sebagai contoh dari perincian-perincian itu adalah: - Komitmen dengan ibadah, akhlaq dan adab yang diwajibkan Allah. - Komitmen dengan muamalat yang disyari’atkan Allah dalam masalah perdata dan sosial. - Komitmen dengan sifat-sifat yang terpuji yang harus kita miliki, dan sifat tercela yang harus kita tinggalkan. - Saling membantu dalam kebajikan dan taqwa, bukan dalam dosa dan permusuhan. - Dakwah sesuai dengan syarat-syarat dan adab-adabnya. - Saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran. IV. Tiga Pembagian Manusia 1. Mereka yang mendapatkan wala’ secara mutlak; merekalah orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah dan RosulNya, yang melaksanakan syi’ar-syi’ar Islam yaitu dengan melakukan kewajiban dan meninggalkan keharaman dengan ikhlas karenanya. 2. Mereka yang mendapatkan wala’ dari satu sisi dan mendapatkan baro’ di sisi lain; mereka itu adalah orang muslim yang bermaksiat dengan meremehkan sebagian kewajiban dan mengerjakan sebagian keharaman yang tidak sampai kepada kufur akbar. 3. Mereka yang mendapatkan baro’ secara mutlaq; merekalah orang-orang musyrik dan kafir, baik mereka itu Yahudi, Nasroni, Majusi atau yang lainnya. Begitu juga orang-orang mukmin yang telah murtadz. V. Kendala Yang Dihadapi Dalam Perjuangan Islam Secara global ada dua strategis yang serupa: a. Mendorong agar tidak berpegang teguh kepada aqidah dan prinsip Islam; - Menghiasi pandangan-pandangan yang berlawanan dengan Islam untuk mengelabui umat Islam. - Mempengaruhi umat Islam untuk hidup lebih mewah sehingga lupa dengan kebenaran. - Mendukung setiap system dan tatanan yang jauh dari Islam. b. Menteror siapa saja yang berdiri teguh diatas prinsip-prinsip dan aturan Islam; - menuduh Islam dengan sebutan jumud, reksioner, kolot, rancau, tidak mengikuti perkembangan zaman dll. - Mengintimidasi kaum muslimin dengan ancaman kemiskinan. - Menakut-nakuti kaum muslimien dengan hukum-hukum Islam: hudud dll. - Mendiskreditkan tatanan keluarga dan tatanan pendidikan dalam Islam. - Memukul gerakan-gerakan Islam dimana saja gerakan itu ada. Maroji : - Dzahirah Do`ful iman, Sholih Al-Munajjid. - fiqih Ukhuwah, Abdul Halim Mahmud. - Madkhol Lidirosah Aqidah Islamiyah, Ibrohiem bin Muhammad Al-Buraikhan. - Al-wala’ wal baro’ fie Islam, Muhammad Sa’id AL-Qohthoni.

0 komentar:

Posting Komentar

Tulis saran dan kritik anda di sini. Harus menggunakan login akun @yahoo, @gmail, @hotmail atau yang lainnya

Silahkan berkomentar "anda sopan kami segan"