Senin, 08 September 2014

MENGGAPAI HIDUP BERKAH

Label Post:

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-A'raaf : 96) Mengapa uang yang banyak, rumah yang besar, istri yang jelita atau suami yang tampan, ilmu yang luas tidak mengangkat derajat pemiliknya? Malah menghinakannya? bukan kebahagiaan atau ketentraman yang diperoleh melainkan masalah dan malapetaka. Apa sebabnya? sebenarnya penyebabnya sederhana sekali, yakni bahwa semua itu tidak barokah. Kita tidak boleh cukup senang memiliki sesuatu. Tetapi yang harus lebih kita senangi adalah keberkahan atas segala sesuatu itu.Jadi bukan takut tidak memiliki sesuatu tetapi harus lebih takut sesuatu yang sudah dimiliki tidak membawa berkah. Kita lihat, misalnya suatu rumah yangga yang penuh dengan percekcokan, sebenarnya harus dicurigai jangan-jangan prosedur, keilmuan, dan etika dalam mengarungi dunia rumah tangga tidak cocok dengan yang disyariatkan Allah. Maka, kita harus sangat takut dengan hidup yang tidak berkah, yaitu yang tidak bermanfat bagi dunia juga tidak bermanfaat bagi akhirat. Mulailah berhati-hati dengan uang. Bagaimana supaya uang menjadi berkah? Seperti halnya gelas. Gelas hanya bisa enak digunakan untuk minum kalau terlebih dahulu gelas itu kita bersihkan. jangan sekali-kali kita mencoba untuk tidak jujur. untuk apa? Jujur atau tidak jujur tetap Allah yang memberi. Rizki penjahat datang dari Allah, rizki orang jujur juga datang dari Allah. Bedanya, rizki yang diberikan kepada penjahat tadi haram, tidak berkah, sedangkah yang diberikan kepada orang jujur adalah rizki yang berkah. Sebab sebenarnya meskipun penjahat, kalau Allah tidak memberi, tidak pernah dia dapatkan hasilnya. Banyak pencuri yang gagal, koruptor yang gagal. Semua itu karena kehendak Allah. Sesudah kita jujur, hati-hati pula jangan sampai ada hal-hak orang lain yang terampas atau belum tertunaikan, apalagi hak ummat. Na'udzubillahi min dzalik. Alkisah, Umar bin Abdul Aziz -semoga Allah meridhainya-, ketika beliau sedang mengerjakan tugas negara malam hari di rumahnya, tiba-tiba anaknya mengetuk pintu kamar. KEmudian beliau membuka pintu dan lampu di kamar tersebut dimatikannya. Si anak lalu bertanya, "Kenapa lampu engkau matikan , ya Abi?" lalu beliau menjawab, "Karena minyak pada lampu ini milik negara. Tidak layak kita membicarakanurusan keluarga dengan menggunakan asilitas negara", begitulah Umar, sangat hati-hatinya karena mengharapkan hidupnya mendapat ridha dan berkah dari Allah swt. Dari cerita yang dikisahkan di atas mengandung berbagai hikmah yang dapat kita teladani. Menggunakan jabatan dan wewenang yang sangat membawa berkah tiada lain kecuali mengenyampigkan kepentingan dan kesenangan pribadi di atas hak dan kesenangan Allah. Harta kekayaan yang melimpah yang kita kuasai, yang membawa berkah, tiada lain kecuali harta yang bersih yang tertunaikan kewajiban-kewajibannya baik hak orang lain apalagi hak ummat. By : K.H. Abdullah Gymnastiar

Posted By Ey-NhA SwEetBluE'S_92_find me to path!06.28

Pesan Mutiara

Label Post:

1. Jangan menikah karena harta Tidak ada gunanya hidup bergelimangan harta tanpa cinta. Harta dapat datang dan pergi setiap saat. "Cinta" yang sesat dan sesaat dapat diperoleh setiap saat, tapi cinta yang sejati tidak dapat dibeli dengan harta. 2. Jangan menikah karena perasaan asmara Rasa tertarik, simpati, naksir, yang merupakan asmara yang sering disalah artikan sebagai cinta. Asmara itu bukan cinta. Asmara dapat cepat berubah oleh rupa, harta, tempat dan keadaan. Asmara itu buta, tidak tahan lama dan tidak tahan uji. Cinta perlu diuji dalam suka dan duka dengan mata terbuka. 3. Jangan menikah karena rupa saja Kecantikan yang di luar memang indah, tapi dapat luntur termakan umur. Utamakanlah kecantikan yang di dalam.mutiara 4. Jangan menikah karena iba lba (rasa kasihan) memang baik dan harus ada dalam hidup kita, tapi tidak boleh menjadi dasar pemikahan. Kasihan dapat habis, tapi kasih tidak berkesudahan. Dasar pemikahan adalah kasih, bukan kasihan 5. Jangan menikah untuk kepuasan sex saja Memang sex suci dan penting dalam hubungan suami-istri, namun tidak boleh menjadi tujuan utama dari pemikahan. Sex hanyalah salah satu bagian dari pernikahan. Orang yang hanya mengejar kenikmatan sex akan kecewa dan terjerat oleh kesusahan yang diciptakannya sendiri. 6. Jangan menikah karena paksaan keluarga Seorang anak harus berbakti kepada keluarga, namun tidak boleh menyerah dalam hal nikah, kalau mereka memang salah dan anda benar. Berdoalah dan berikanlah penjelasan kepada mereka, jangan dengan kekerasan. 7. Jangan menikah karena desakan usia Bila usia sudah menjelang senja dan rekan-rekan sudah berpasangan, orang akan mulai gelisah (terutama pada wanita). Banyak orang akhirnya "asal tabrak dan sikat." Hindarilah tindakan tersebut. Sabarlah dan yakinilah bahwa Tuhan sudah menyediakan yang terbaik untuk anda. Jangan takut kehabisan jatah dan kadaluarsa. 8. Jangan menikah untuk membalas jasa Orang yang telah berbuat baik perlu dibalas, tapi jangan dengan pernikahan. Salah satu hal lain yang tidak boleh dilupakan, dan merupakan yang terpenting adalah jangan menikah tanpa pengertian dan persiapan dengan tindakan yang nyata. Menikahlah menurut pola rencana Tuhan. Jika tidak diteguhkan oleh Tuhan. Karena Tuhanlah yang menciptakan manusia sepasang-sepasang. Tanpa persetujuan Tuhan, tidak mungkin manusia dapat bersatu ! KETIKA AKU SUDAH TUA Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku. Ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu. Ketika aku mengulang-ulang kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Karena ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur. Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi? Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tekhnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap kata "mengapa" darimu. Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan. Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas. Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan. Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku. Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu. For. . . . .

Posted By Ey-NhA SwEetBluE'S_92_find me to path!06.26

Minggu, 07 September 2014

Mecegah & Mengobati Stress, Rasa Benci, Galau. Bersabar, Ikhlas & Tawakkal ( tegar) ketika mendapat ujian.

Label Post:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Assalamualaikum Wr. Wb. Untuk menjadi orang yg penyabar, menghilangkan rasa benci, ikhlas & tawakkal ( tegar) ketika mendapat ujian, tidaklah mudah. Perlu usaha untuk mendapatkan kesabaran, ketegaran & keikhlasan itu. Caranya, dengan banyak-banyak melakukan amalan-amalan sunnah seperti, berzikir ( menyebut kalimat-kalimat Allah berulang-ulang), baca Quran & sholat malam. Karena amalan2 ini jika kita lakukan secara rutin, maka akan membentuk iman dan sangat mempengaruhi pembentukan kekuatan hati terhadap ujian. Semakin banyak amalan sunnah yg dilakukan, maka hati akan semakin sabar & tegar. Sebaliknya semakin sedikit amalan sunnahnya, maka tentunya sedikit pula kesabaran & ketegaran yg didapat. Bagaimana jika tidak pernah melakukan amalan-amalan sunnah Rosulullah saw ?... Tentunya habislah kesabaran ketika mendapatkan ujian. Habisnya kesabaran adalah naiknya emosi yang menyebabkan timbulnya sifat-sifat syetan (berbagai penyakit hati) seperti, stress, putus asa, benci dan dendam, buruk sangka, patah semangat yang menyebabkan terganggunya aktifitas. Bagi orang bisnis atau orang berkarir, perasaan ini tentu dapat merugikan aktifitas pribadinya. Bagaimana dengan orang-orang non muslim yang tidak pernah melakukan sholat dan amalan-amalan sunnah Rosulullah saw, tapi mereka juga ada yang penyabar ?........Jawabnya, Merekapun mempunyai cara yang berbeda dengan ummat Islam untuk mendapatkan kesabaran dan ketenangan berdasarkan kepercayaan dan keyakinan mereka sendiri. Setiap mahluk Allah yang ingin berusaha untuk mencari sesuatu kebaikan, sekalipun mereka kafir, maka Allah pasti akan berikan jalan keluar baginya. Namun segala kesabaran yang mereka peroleh itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan kesabaran yang kita peroleh melalui amalan-amalan sunnah Rosulullah saw. Beliaulah contoh manusia yang paling sabar di dunia sepanjang zaman. Dan kita sebagai ummat nabi Muhammad saw tentunya haram hukumnya mengikuti cara- cara ritual mereka. أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ "Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28. Kekuatan ketegaran hati itu hanya bertahan selama kita melakukan amalan-amalan sunnahnya. Jika kita meninggalkannya , maka kekuatan dan ketegaran hati itu akan memudar perlahan- lahan. Menyebabkan mudah stress, emosi dan terserang penyakit hati (syetan di dalam hati) lainnya. Cara termudah untuk dapat jadi orang yang penyabar adalah, tingkatkanlah amalan-amalan sunnah Rosulullah secara bertahap sedikit demi sedikit tetapi rutin. Contoh: Jika anda biasanya selesai sholat fardhu tidak pernah berzikir, cobalah mulai berzikir secara rutin. Kemudian jika sudah terbiasa lalu amalannya ditingkatkan dengan cara menambahkan lagi waktu berzikirnya. Umpama, yang sebelumnya biasanya lima menit kemudian ditambakan lagi menjadi sepuluh menit, atau tambahkanlah amalan sunnah lainnya seperti sholat malam, baca Quran dan lain-lain. Bagi yang sholatnya sering tinggal, biasakanlah agar jangan sampai meninggalkannya lagi. Anggaplah sholat itu suatu kebutuhan hidup. Mengerjakan amalan-amalan sunnah secara rutin, walau amalannya sedikit, itu lebih baik dan terasa pengaruh perubahannya di hati daripada amalannya banyak tetapi tidak rutin. Wassalam. Hati yang penyabar adalah hati yang mudah memaafkan. Semoga catatan ini bermanfaat. Untuk lebih jelasnya mengenai masalah perubahan perasaan hati dari lemah menjadi kuat (proses transisi iman dari lemah menjadi kuat) cobalah buka link di bawah ini dan bacalah artikelnya di: zidnakhasyyatana.blogspot.com

Posted By Ey-NhA SwEetBluE'S_92_find me to path!05.31

10 Tips Cara Menghilangkan Galau

Label Post:

Sebelumnya salam kenal, aku pemilik baru blog ini, ingin berbagi nasehat.... Galau adalah perasaan gundah gulana, bingung, dan gelisah. Pokoknya kalau galau pasti tidak jauh dengan gelisah. Galau itu ibarat "Sesuatu" yg tidak bisa di bayangkan, namun bisa dirasakan dan kehadirannya seolah-olah terjadi akibat adanya gesekan antara bathiniyah dan hasratiyah yg mendorong hasrat untuk tetap tegar walau sebenarnya hancur bagai karang yg di terpa oleh sang ombak. Biasanya sebutan ini untuk mereka yang putusan, atau cintanya ditolak. Tapi tenang walau galau datang menimpa hidup anda, ada banyak cara untuk mengatasinya. Katanya admin itu seumur jomblo, apakah pernah merasakan galau? Kalau yang dimaksud galau adalah sesuai Kamus Besar (galau=sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);) sebenernya aku selalu galau, tapi bukan galau karena cinta , tapi karena karir n pendidikan. kalau galau karena cinta aku baru sekali seumur hidup, dan saat aku ingin move on dan aku bisa move on dengan cepat , karena perlu diingat hidup hanya sekali jangan sampai 1 kali hidup ini hanya dipakai buat galau memikirkan orang lain, didunia ini ada miliaran manusia, dan kamu masih galau memikirkan 1 ekor manusia aja??? . Berikut cara mengatasi atau menghilangkan galau yang sudah kupraktein: 1. Jangan menyalahkan diri sendiri Kalau sedang galau biasanya orang selalu saja menyalahkan diri sendiri. Bahkan karena terlalu merasa bersalah ada yang rela bunuh diri. Hadewh... Goblok amat!! Anggaplah semua ini hanya sebatas permasalahn di dalam pengalaman bercinta, sebab cinta itu tidak hanya bahagia saja. Diri sobat adalah sesuatu yang nyata, maka dari itu ekspresikanlah apa yang ada di pikiranmu. Kita semua adalah makhluk yang memiliki kelebihan masing-masing. So, kenapa masih menyalahkan diri sendiri ? 2. Berhenti Mendengarkan Lagu Berirama Sedih/Galau Hampir semua orang diseluruh dunia kalau galau malah mendownload lagu-lagu yang berirama sedih atau yang di cerita lagunya senasib sama mereka, TAPI ITU MERUPAKAN KESALAHAN YANG BESAR. Coba aja deh tiap kali ndengerin itu bukanya tmbh seneng malah jadi tambah galau bukan? 3. Memahami bahwa segala ujian merupakan tingkat kenaikan level Nah, setuju tidak jika saya bilang begini. Semua permasalahan cinta itu adalah ujian dari Tuhan agar kita lebih menaikkan level dalam dunia percintaaan ? Kalau ada yang kurang setuju, berarti sobat masih menyalahkan diri sobat, dan itu adalah hal terbodoh. Jangan pernah sobat ingin dibodohi oleh cinta! Lewati semua permasalahan itu dan jangan cengeng. Ok ? 4. Hadapi, Jangan dihindari Permasalahan yang menyebabkan kegalauan adalah hal yang harus kita hadapi, jangan dihindari. Karena jika kita menghindarinya, itu akan membuat kita terus membayangkannya karena tidak ada penyelesaian. Nah, ketika sobat menghadapinya, masalah yang membuat galau itu akan mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar, Nah dengan ditemukannya penyelesaian itu sobat akan merasa puas dan terkadang juga masalah itu akan menjadi kenangan dan bahan tertawaan. 5. Merasalah beruntung Orang galau kok malah harus merasa beruntung ? Karena dengan kegalauan itu sobat telah memiliki satu pengalaman yang hebat dalam dunia percintaan. Dan ketika sobat menghadapi permasalah yang sama, maka sobat akan lebih mudah dalam menyelesaikannya. So, beruntung itu bukan hanya mendapatkan kebahagiaan, tetapi juga bagaimana proses menuju kebahagiaan. 6. Perbanyak sharing dan bergaul dengan teman Cara ini merupakan hal yang lumayan kuat untuk mengatasi kegalauan kita. Dengan suasana yang ramai dan menyenangkan, itu akan membuat kegalauan menjadi pudar. Namun ingat, setelah pikiran sobat rileks/nyaman, hadapilah dengan segera masalah yang membuat sobat galau. Teman baik dapat membantu menyelesaikan masalah dan memberikan kita kesibukan yang bermanfaat. Jadi, gunakan kesempatan itu dengan baik. Namn perlu diingat jangan sampai salah gaul dengan teman yang salah. :D 7. Perbanyak Ibadah dan Berdo’a kepada Allah Ta'ala Segala permasalahan yang didatangkan Allah akan membuat kita menjadi lebih dewasa dalm menghadapi kehidupan ini. Namun harus sobat ingat, bahwa usaha tanpa do’a = 0. Tidak ada jalan terhebat dalam mengatasi kegalauan melebihi pendekatan kepada Allah. 8. Perbanyak melakukan/menyibukan diri dengan aktivitas yang bisa menghiburmu Ketika kita melakukan beberapa hal yang dianggap menyenangkan misal hobi kita, kita akan lupa segala masalah yang mendala kita, jadi lakukanlah itu sesering mungkin. Jadi kalo suka shopping yang shopping terus, kalau suka main game ya maen game terus, kalau suka nonton ya nonton dll. Tapi yang paling penting lakukan itu bersama orang yang dianggap asyik. 9. Jika masih tidak bisa cobalah ke psikolog atau hipnoterapis Beberapa orang galau jika membaca artikel diatas cuman bilang "Kalo ngomong doank mah gampang", nah itulah pernyataan keputus asaan tingkat tinggi,, coba dulu lah,, tetapi emang anda buntet pergi saja ke psikolog atau hipnoterapis. Di hipnoterapis/psikolog nanti kita bisa menghilangkan rasa galau, sakit hati, dilema dan lain-lain. 10. Buatlah pilihan mencari lagi atau berhenti lagi. Perlu diingat hidup hanya sekali jangan sampai 1 kali hidup ini hanya dipakai buat galau memikirkan orang lain, didunia ini ada miliaran manusia, dan kamu masih galau memikirkan 1 ekor manusia aja??? Cobalah cari, masih banyak manusia yang lebih dari dia. tapi kalau aku sih lebih memilih tetap jomblo, karena kalau gak mau disakiti ya jangan jatuh cinta. :v semoga bermanfaat.....

Posted By Ey-NhA SwEetBluE'S_92_find me to path!05.28

Sabtu, 06 September 2014

رسالة في حكم الغناء بالقرآن

Label Post:

كتبه ناصر بن حمد الفهد جمادى الآخرة - 1422 بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد : فهذه رسالة مختصرة في حكم غناء القرآن ، جعلتها في فصلين : الفصل الأول : حكم الغناء بآيات القرآن الكريم . الفصل الثاني : تضمين الشعر أو النثر شيئاً من القرآن وحكم ذلك . الفصل الأول حكم الغناء بآيات القرآن الكريم من غنى القرآن أو شيئاً من القرآن فقد ارتبك إثماً عظيماً ، وكبيرة من كبائر الذنوب ، قد تصل في أحيان كثيرة إلى الارتداد عن دين الإسلام –والعياذ بالله- ، بحسب ما يحف ذلك الغناء من قرائن وأحوال ، كأن يكون هذا الغناء على سبيل الاستهزاء واللهو واللعب ، أو على سبيل التنقص له ، أو نحو ذلك ، وبيان هذا الأمر من طرق : الطريق الأول : أن الله سبحانه قرن بين الاستهزاء بالآيات وبين الكفر والتكذيب ، مما يدل على أن كل مستهزئ بآيات الله فهو كافر مكذب : فقال تعالى : ( ثم كان عاقبة الذين أساءوا السوأى أن كذبوا بآيات الله وكانوا بها يستهزئون) ، فقرن هنا بين التكذيب بالآيات والاستهزاء بها، وجعل عاقبة من فعل هذا جهنم –والعياذ بالله-. وقال تعالى : (وقد نزّل عليكم في الكتاب أن إذا سمعتم آيات الله يكفر بها ويستهزأ بها فلا تقعدوا معهم حتى يخوضوا في حديث غيره) ، فقرن هنا بين الكفر بالآيات والاستهزاء بها. وقال تعالى (ولئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض ونلعب قل أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزئون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم) ، وقد جاء في سبب نزول هذه الآية عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : قال رجل في غزوة تبوك -في مجلس- : ما رأيت مثل قرائنا هؤلاء؛ أرغب بطوناً ، ولا أكذب ألسناً ، ولا أجبن عند اللقاء ، فقال رجل في المسجد : كذبت ولكنك منافق لأخبرن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فبلغ ذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم ونزل القرآن ، فقال عبد الله بن عمر: أنا رأيته متعلقاً بحقب ناقة رسول الله صلى الله عليه وسلم تنكبه الحجارة وهو يقول: يا رسول الله إنما كنا نخوض ونلعب، ورسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزئون الآية . قال الجصاص على هذه الآية 3/207 : (دل أيضا على أن الاستهزاء بآيات الله وبشيء من شرائع دينه كفر من فاعله) . وقال ابن قدامة (المغني) 9/33: (ومن سب الله تعالى , كفر , سواء كان مازحاً أو جاداً . وكذلك من استهزأ بالله تعالى , أو بآياته أو برسله , أو كتبه , قال الله تعالى : ( ولئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض ونلعب قل أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزئون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم ) وينبغي أن لا يكتفى من الهازئ بذلك بمجرد الإسلام , حتى يؤدب أدبا يزجره عن ذلك , فإنه إذا لم يكتف ممن سب رسول الله صلى الله عليه وسلم بالتوبة فممن سب الله تعالى أولى ) . وبيان دلالة هذه الآية على كفر من غنى شيئاً من القرآن على سبيل اللهو واللعب به ونحو ذلك من وجوه : الأول : أن الله سبحانه وتعالى رتب الكفر في قوله تعالى (قد كفرتم بعد إيمانكم) على الاستهزاء بالله والآيات والرسول . الثاني : أن أولئك القوم يظهر أنهم –أو بعضهم- لم يعرفوا حكم هذا الاستهزاء لذلك عفا الله عن بعضهم ممن تاب ، ومع ذلك كفروا ، فكيف بمن تغنى لهوا ولعباً بمن استقر في فطر المسلمين كبيرهم وصغيرهم ، سنيهم ومبتدعهم احترامه وتعظيمه وتبجيله ورفعه عن الأدناس ومحلات الأرجاس؟!. الثالث : أن الله سبحانه قال عنهم في اعتذارهم (إنما كنا نخوض ونلعب) ومن المعلوم عند الجميع على أن الكلام المنثور ينقسم إلى قسمين جد و هزل، ومع هذا لم يكذبهم في ادعاء اللعب والخوض ، بل جعل لعبهم هذا من باب الاستهزاء ، وأما الغناء الملهي بالقرآن فهو قسم واحد فقط ؛ فهو من الهزل واللعب. الرابع : أن هؤلاء كفروا مع أنهم لم يذكروا الله سبحانه ولا رسوله صلى الله عليه وسلم ولا آيات القرآن مطلقاً ، ولكن الله سبحانه جعل كلامهم في أصحاب الرسول صلى الله عليه وسلم من الاستهزاء بالله وآياته ورسوله وجعله كفراً بعد الإيمان، فكيف بمن غنى آيات الله سبحانه نفسها وتلاعب بها على العود أو غيره من الآلات؟! . الطريق الثاني : أن الله سبحانه قد نفى عن كتابه الكريم الباطل والهزل : فقال تعالى (إنه لقول فصل وما هو بالهزل) قال ابن عباس : بالباطل ، وقال مجاهد : باللعب(1) . وقال تعالى (وإنه لكتاب عزيز لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد) . والغناء من الباطل واللعب ، وقد بوّب البخاري رحمه الله تعالى في صحيحه باباً سماه (كل لهو باطل إذا شغل عن طاعة الله) وقال القاسم بن محمد بن أبي بكر رضي الله عنه (الغناء باطل ، والباطل في النار) وسمى مجاهد الغناء باطلاً ، وقال الشافعي (الغناء مكروه يشبه الباطل) ، وروى ابن أبي حاتم عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال (إن الله أنزل الحق ليذهب به الباطل ، ويبطل به اللعب والرقص والمزمار والمزهر والكبارات) والمزهر : العود الذي يضرب به ، والكبارات قيل العيدان وقيل الدفوف كما فسره بعض التابعين. فإذا كان القرآن قد نص الله سبحانه وتعالى أنه لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه، فمن غناه أو غنى شيئاً منه فقد عاند القرآن بعمله هذا . وقد روى ابن أبي شيبة عن عمران بن عبد الله بن طلحة أن رجلاً قرأ في مسجد النبي صلى الله عليه وسلم في رمضان فطرب فأنكر ذلك القاسم وقال يقول الله تعالى (وإنه لكتاب عزيز لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد) فانظر كيف جعل هذا التابعي الجليل ترتيل القرآن –بتطريب – باطلاً –مع أنه لم يله ويلعب ويهزل به- وأنكره على من صنعه؟ فكيف بمن تغنى بالقرآن على الآت اللهو؟! . الطريق الثالث : أن الله سبحانه ذكر أن اتخاذ آيات الله هزواً ولعباً من صفات الكفار : فقال تعالى (يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا الذين اتخذوا دينكم هزواً ولعباً من الذين أوتوا الكتاب والكفار أولياء) . وقال تعالى (وإذا ناديتم إلى الصلاة اتخذوها هزواً ولعباً) . وقال تعالى (ويجادل الذين كفروا بالباطل ليدحضوا به الحق واتخذوا آياتي وما أنذروا هزواً). وقال تعالى –عن الكفار- (ذلك جزاؤهم جهنم بما كفروا واتخذوا آياتي ورسلي هزوا). وقال تعالى (وإذا علم من آياتنا شيئاً اتخذها هزوا أولئك لهم عذاب مهين). وقال تعالى (ذلكم بأنكم اتخذتم آيات الله هزواً وغرتكم الحياة الدنيا فاليوم لا يخرجون منها ولا هم يستعتبون) . ومن غنى بآيات الله فقد اتخذها هزواً ولعباً كما هو ظاهر. قال القرطبي رحمه الله (3/157) : ( يقال لمن سخر من آيات الله (اتخذها هزواً) ، ويقال ذلك لمن كفر بها ، ويقال ذلك لمن طرحها ولم يأخذ بها وعمل بغيرها) . الطريق الرابع : أن الله سبحانه وتعالى قال (ومن الناس من يشتري لهو الحديث ليضل عن سبيل الله بغير علم ويتخذها هزواً أولئك لهم عذاب مهين) ، وقد صح عن ابن مسعود وابن عباس وغيرهما –رضي الله عنهم- تفسير لهو الحديث هنا بأنه الغناء ، بل وأقسم عليها ابن مسعودٍ ثلاثاً ، واللام هنا لها معنيان بحسب الغناء : الأول : إن كان الغناء ليس بقصد الصد عن سبيل الله فاللام للعاقبة كقوله تعالى (فالتقطه آل فرعون ليكون لهم عدواً وحزناً) ، بمعنى أن عاقبة الغناء ومآله هو الصد عن سبيل الله –وهذه تكون من المسلمين العصاة-. الثاني : وإن كان الغناء بقصد الصد عن سبيل الله فاللام للتعليل –وهذه تكون من الكفار-. فهو هنا ذكر أن المغني إما أن يكون حاله أو مآله إلى الصد عن سبيل الله واتخاذها هزواً –وهو إنما غنى شعراً ونحوه- ، فكيف إذا كان المُغَنَّى من آيات القرآن الكريم؟!. لا شك أنه يكون داخلاً في اتخاذها هزواً في الحال وهي صفة لا تصدر إلا من كافر. الطريق الخامس : أن العلماء قد أجمعوا على أن الاستخفاف بالقرآن كفر وردة : فقد قال السفاريني (غذاء الألباب) 1/414 : (قال الإمام النووي في (التبيان) ، وابن مفلح في (الآداب) وغيرهما : أجمع المسلمون على وجوب تعظيم القرآن العظيم على الإطلاق وتنزيهه وصيانته, وأجمعوا على أن من جحد حرفاً مما أجمع عليه , أو زاد حرفاً لم يقرأ به أحد وهو عالم بذلك فهو كافر ، وقال القاضي عياض : اعلم أن من استخف بالقرآن أو المصحف أو بشيء منه , أو جحد حرفاً منه , أو كذب بشيء مما صرح به فيه من حكم أو خبر , أو أثبت ما نفاه أو نفى ما أثبته وهو عالم بذلك , أو شك في شيء من ذلك , فهو كافر بإجماع المسلمين). والغناء بالقرآن أو بشيء منه استخفاف به ، فلو أن ملكاً من ملوك الدنيا أصدر مرسوماً مكتوباً يأمر رعاياه بأمرٍ أو ينهاهم عن شئ ، ثم قام أحدهم بغناء هذا المرسوم لعدّ هذا العمل استخفافاً بالملك وبأمره ، ولعاقبه أشد العقوبة . الطريق السادس : أن هناك نصوصاً لبعض أهل العلم في هذا الباب ، وسأذكر طرفاً منها : قال ابن نجيم الحنفي (البحر الرائق) 5/130 –في المكفرات-: (وبوضع رجله على المصحف عند الحلف مستخفاً ، وبقراءة القرآن على ضرب الدف أو القضيب) . وفي (الفتاوى الهندية) 2/267 : (إذا قرأ القرآن على ضرب الدف والقصب فقد كفر ) . وفي (مجمع الأنهر) 1/693 : (وفي فصول العمادية إذا قرأ القرآن على دق الدف والقصب يكفر) . وفي (بريقة محمودية) 2/61 : (من استخف بالقرآن أو حرف منه أو ألقى المصحف إلى القاذورات أو جحد حرفا منه أو كذب به أو نفى ما أثبته أو أثبت ما نفاه أو بدل حرفا منه أو زاد أو قرأ على الهزل بنحو الدف) . وفي (لسان الحكام) ص 416 : (رجل قرأ على ضرب الدف أو القصب يكفر لاستخفافه بالقرآن) . قلت : فانظر إلى قولهم لو قرأ بالقرآن على (الدف) أو (القضيب) كفر مع أن (الدف) مباح في بعض الحالات كغناء العرس ، والقضيب قال فيه ابن قدامة (المغني) 10/174 : (أما الضرب بالقضيب فمكروه إذا انضم إليه محرم أو مكروه كالتصفيق والغناء والرقص، وإن خلا عن ذلك كله لم يكره لأنه ليس بآلة ولا يطرب ولا يسمع منفرداً بخلاف الملاهي) . فإذا كان غناء القرآن أو بعضه بما هو مباح الأصل كالقضيب أو في بعض الحالات كالدف كفر وردة عند هؤلاء ، فكيف بما هو حرام بالإجماع كالعود ونحوه؟!. الطريق السابع : أن غناء القرآن استهزاء به مركب من وجهين : الوجه الأول : أن الغناء نفسه لهو ولعب بالإجماع – حتى بشهادة من شذ عن أهل العلم فأجازه وهو ابن حزم – فقد سمى رسالته المبيحة للغناء (رسالة في الغناء الملهي أمباح هو أم محظور؟!) –مجموعة رسائله 4/417- فسماه (ملهياً) كما ترى، وغناء القرآن لهو ولعب به –والعياذ بالله-. الوجه الثاني : أن العلماء قد أجمعوا –قبل شذوذ ابن حزم -على تحريم الغناء ، والنقول عنهم في هذا الباب كثيرة ، وقد حكى الإجماع كثيرون منهم : ابن المنذر ، وابن عبدالبر ، وابن الجوزي ، والقاضي عياض ، وابن قدامة ، وابن الصلاح ، والنووي ، والقرطبي ، وابن تيمية ، وابن القيم ، وابن مفلح ، وابن رجب ، وابن حجر العسقلاني ، وابن حجر الهيتمي ، وغيرهم ، بل وأبلغ من ذلك أن القاضي عياض والكافي التونسي قد نقلا الإجماع على كفر من استحل الغناء (1) . فإذا كان الغناء قد ورد ذمه وتحريمه في الكتاب والسنة وأجمع العلماء على ذلك ، فإن التغني بالقرآن هو مزيد استخفاف بهذا التحريم –حتى لو كان الغناء من الجد وليس من الهزو واللعب-، وهو مثل قول (بسم الله) عند شرب الخمر –والعياذ بالله- ، فإن التسمية مشروعة ولكن التسمية على شرب الخمر استخفاف باسم الله تعالى الذي حرّم ذلك ، كما قال بعض أهل العلم لو أن رجلاً شرب الخمر وقال (بسم الله) أو قالها عند الزنا يكفر)(1) . فهو استهزاء من جهة اللعب بالقرآن ، ومن جهة الاستخفاف بالتحريم . الفصل الثاني حكم تضمين القرآن شيئاً من النثر أو الشعر المبحث الأول : صور تضمين القرآن في غيره من الكلام(1) اعلم أن ورود القرآن الكريم في النثر أو الشعر يكون على صورتين : الصورة الأولى : الاستشهاد : وهو ذكر آيات القرآن كما هي بلا تغيير ، وهذا الاستشهاد على حالتين : الحالة الأولى : أن ينبه القائل إلى أنه قول الله سبحانه ، وذلك في النثر نحو قول الفقهاء وغيرهم حين الاستشهاد بالآية (لقوله تعالى –ثم تُذكر الآية-)، وفي الشعر نحو قول عبدالقاهر البغدادي: يـا من عدا ثم اعتدى ثم اقترف ^^^ ثم انتهى ثم ارعوى ثم اعترف أبشـر بقول الله في آياته ^^^ (إن ينتهوا يغفر لهم ما قد سلف) الحالة الثانية : أن لا ينبه إلى أنه قول الله سبحانه ولكن سياق الكلام والقرائن تدل على أن المراد الآيات، كأن يسوق عدداً من الآيات ، أو يذكر آية لا يمكن أن يقولها بشر نحو (وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون) ونحو ذلك . الصورة الثانية : الاقتباس : والكلام على هذه الصورة في مطالب : المطلب الأول : في تعريفه : فالاقتباس يقصد به : تضمين المتكلم كلامه - شعراً كان أو نثراً - شيئاً من القرآن, على وجه لا يكون فيه إشعار بأنه من القرآن . المطلب الثاني : في أنواعه : الاقتباس ينقسم باعتبار الكلام الذي ورد فيه إلى نوعين : النوع الأول : أن يكون الاقتباس في النثر : نحو قول الخطيب في خطبته (هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله) ونحوه . النوع الثاني : أن يكون الاقتباس في الشعر : كقول أبي العتاهية : الحمد لله الواحد الصمد ^^^ هو الذي لم يولد ولم يلد وينقسم باعتبار المعنى الذي سيق له إلى نوعين أيضاً: أحدهما : ما لم تنقل فيه الآية عن معناها الأصلي , ومنه قول أبي تمام : قد كان ما خفت أن يكونا ^^^إنـا إلى الله راجعونا والثاني : ما نقل فيه الآية عن معناها الأصلي ، كقول ابن الرومي : لئن أخطأت في مدحك ^^^ما أخطأت في منعي لقد أنـزلت حاجاتي ^^^( بواد غير ذي زرع ) فقوله ( بواد غير ذي زرع ) اقتباس من القرآن الكريم , فهي وردت في القرآن الكريم بمعنى ( مكة المكرمة ) , فنقله الشاعر عن هذا المعنى إلى معنى مجازي هو : ( لا نفع فيه ولا خير) . المطلب الثالث : في حكم الاقتباس : اختلف أهل العلم في حكم الاقتباس (1)، وقبل أن نذكر خلافهم نريد أن نحرّر محل النزاع كما يلي : أولاً : اتفق أهل العلم على عدم جواز الاقتباس في نحو المجون ومجالس الفساق. ثانياً : اتفق أهل العلم على أن الاقتباس من القرآن يجعل للنص المقتبس من الحرمة ما ليس لغيره . واختلفوا فيما عدا هذا على مذاهب : المذهب الأول : ذهب بعض أهل العلم –وروي عن المالكية- إلى منع الاقتباس مطلقاً في النثر أو الشعر والتشديد في ذلك لحرمة القرآن الكريم. المذهب الثاني : وذهب بعض أهل العلم إلى جوازه في النثر دون الشعر لأن الله سبحانه نزه القرآن عن الشعر ، ومنهم النووي والباقلاني وغيرهما. المذهب الثالث : التفصيل ، وهو أن الاقتباس ثلاثة أنواع : 1- مقبول : وهو ما كان في الخطب والمواعظ والعهود. 2- ومباح : وهو ما كان في القول والرسائل والقصص . 3- ومردود : وهو على ضربين : أحدهما : ما نسبه الله إلى نفسه وينقله القائل إلى نفسه . وثانيهما : تضمين آية كلاماً فيه معنى الهزل . واستحسنه السيوطي . قال ابن مفلح في الآداب الشرعية 2/289 : (فصل ( في الاقتباس بتضمين بعض من القرآن في النظم والنثر ) : سئل ابن عقيل عن وضع كلمات وآيات من القرآن في آخر فصول خطبة وعظية ؟ فقال : تضمين القرآن لمقاصد تضاهي مقصود القرآن لا بأس به تحسيناً للكلام, كما يضمن في الرسائل إلى المشركين آيات تقتضي الدعاية إلى الإسلام , فأما تضمين كلام فاسد فلا يجوز ككتب المبتدعة وقد أنشدوا في الشعر : ويخزهم وينصركم عليهم ^^^ويشف صدور قوم مؤمنينا ولم ينكر على الشاعر ذلك لما قصد مدح الشرع وتعظيم شأن أهله وكان تضمين القرآن في الشعر سائغاً لصحة القصد وسلامة الوضع ). والصحيح بالنسبة للنثر في المواعظ والخطب ونحوها جوازه لوروده من فعل النبي صلى الله عليه وسلم ، نحو ما جاء في الصحيح مرفوعاً – في فتح خيبر- (الله أكبر ، خربت خيبر ، إنا إذا نزلنا بساحة قوم فساء صباح المنذرين) ، ونحو قوله صلى الله عليه وسلم (إذا أتاكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض وفساد كبير) وغيرها من النصوص –وهي كثيرة-. المبحث الثاني حكم غناء ما تضمن شيئاً القرآن حكم غناء الكلام الذي تضمن بعض الآيات في الصور السابقة : أما الصورة الأولى : وهي (الاستشهاد) بمعنى أن يذكر آية من القرآن أو أكثر على أنها من القرآن سواء نص على ذلك أو عرف هذا بالقرائن ، فحكم غنائه حكم غناء القرآن تماماً على ما قدمناه في الفصل الأول ؛ لأن المذكور بعض القرآن ، و بعض القرآن له حرمة القرآن بالإجماع ؛ لذلك لو كفر أحدٌ بآية واحدة أو شكّك فيها لارتد عن الإسلام بالإجماع –كما يقرّره أهل العلم والفقه في كتبهم - ، كذلك في مسألتنا هذه . وأما الصورة الثانية : فقد تبين من خلاف أهل العلم فيه أن من أجازه اشترط فيه أن يكون في غير مجالس المجون والهزل ، وما ذاك إلا لتقرّر حرمة ما اقتبس من القرآن حتى لو خرج عن كونه من القرآن، فمن غنى شيئاً من الكلام المقتبس من القرآن فقد فعل محرّماً تحريماً مركّباً من وجهين : الوجه الأول : حرمة الغناء الأصلي الذي أجمع عليه أهل العلم . الوجه الثاني : حرمة غناء ما تضمن بعض الآيات – وإن أراد بها غير القرآن -. هذا ما تيسر إيراده هنا ، والله تعالى أعلم ، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين . لمزيد من الرسائل تفضل بزيارة موقع ناصر بن حمد الفهد http://www.al-fhd.com

Posted By Ey-NhA SwEetBluE'S_92_find me to path!08.43

Jumat, 05 September 2014

Label Post:

Bintang-bintang telah bersinar Orang orang telah tertidur lelap Raja-raja telah menutup pintu istananya Namun aku tetap berdiri di hadapan-Mu Ya Ilahy hampa hati ini jika malam telah berlalu dan siang akan datang Aduhai jika malam selalu datang Tentu aku akan bahagia bersua kembali dengan-Mu Demi kemuliaan-Mu.... Walaupun Engkau tolak aku mengetuk pintu-Mu Aku akan tetap menanti di depannya Karena hatiku telah terpaut pada-Mu Robby Hanya satu harapan diriku.. Jadikanku Instrumen Cinta-Mu... Dimana ada kebencian , biar aku menebar cinta Dimana ada luka-luka hati, biar aku menjadi penghibur Dimana ada keraguan ,biarkan aku menebar keyakinan Dimana ada keputus asaan , biar aku menebar harap Dimana ada kesedihan ,biar aku berbagi kebahagiaan

Posted By Ey-NhA SwEetBluE'S_92_find me to path!01.25

Silahkan berkomentar "anda sopan kami segan"